BERITA

Berfikir positif itu melahirkan aksi, bukan malah pasif

Di akui atau tidak, hari ini khususnya di Kabupaten Tasikmalaya  kita telah sampai pada titik dimana Diam bukan lagi solusi,  ini karena orang-orang yang bekerja di daerah zona merah terus berdatangan tanpa bisa terbendung, sedangkan kultur masyarakat kita tidak mungkin untuk mengisolasi mereka secara spontan tanpa ada aturan dan tindakan yang tegas dari pemangku kebijakan.

Strategi mengisolasi para pemudik selama 14 hari bukan perkara yang belum dibahas, menurut informasi salah satu teman yang aktif di Forum PRB, pembahasan tentang ini telah dibisikan ke tim gugus kabupaten Tasikmalaya, tapi lagi-lagi terkendala persoalan anggaran, hal ini sungguh miris, apakah harus menunggu dulu banyak yang terpapar kemudian anggaran baru bisa dipaksakan turun ? tentu tidak demikian.

Di sisi lain, alih -alih ikut membantu mencari solusi, konsep berfikir positif dengan menghentikan berbagai postingan yang berupaya untuk meningkatkan kesadaran dan bahaya yang mengancam ramai di media sosial, efeknya masyarakat jadi pasif, mereka merasa cukup tinggal di rumah saja dan berfikir positif semua ini akan berlalu. Iya akan berlalu, tapi membutuhkan waktu berapa lama ? akankah perekonomian masyarakat bisa bertahan selama itu ?. saya pikir, berfikir positif itu harus melahirkan aksi, bukan malah pasif.

Satu hal yang harus difahami, kita semua tahu pemerintah kelabakan menanggulangi hal ini, dan ini saatnya kita harus membantu semampunya, kalau tidak bisa membantu materi, sebarkan pola pikir yang membuat masyarakat menjadi pro aktif dalam menanggulangi bencana ini. Coba bayangkan kapan masalah ini bisa berhenti kalau yang dilakukan hanya pengobatan, sedangkan aspek pencegahannya masih terabaikan. -Kata Terabaikan saya pikir yang relevan, karena pengecekan para pemudik hanya dengan mengeck suhu tubuh, tentu tidak menunjukan para pemudik itu aman atau tidak dari covid 19-.

Langkah yang dilaksanakan sekarang untuk menanggulangi lonjakan yang terinfeksi hanya mengharuskan para pemudik untuk mengecek kesehatan ke puskesmas dan dihimbau untuk diam di rumah selama 14 hari. Apa yang terjadi ? apakah mereka diam dan mengisolasi diri di rumah selama 14 hari. Tidak mungkin, banyak factor penyebab mereka memaksa keluar, atau paling tidak masih tetap ikut berjamaah di masjid. Hal ini karena social distancing dalam kultur masyarakat kita akan sangat sulit untuk diterapkan. 

Maka dari itu, langkah sekarang harus ekstrim tak peduli anggarannya ada atau tidak, jemput para pemudik dari pintu masuk Kabupaten Tasikmalaya, sediakan tempat isolasi buat mereka. Di sisi lain, semua komponen masyarakat harus ikut aktif merubah pola pikir masyarakat yang masih saja merasa yakin masalah ini akan selesai tanpa melakukan apa-apa. Lepaskan ego “asal kita aman” yang lain adalah urusan orang lain, kita sekarang membutuhkan kerja sama yang kompak dengan berdoa dan berikhtiar Bersama.
Mudah-mudahan bila sudah ada langkah yang tegas dan nyata, banyak dermawan yang ikut membiayai prosesnya. Dengan begini, pemerintah focus ke pengobatan yang terinfeksi dan pencegahan peningkatan juga dilakukan.

 Mudah-mduahan dengan seperti ini dalam kurun waktu 1 bulan masalah ini bisa teratasi.

Sukahideng, 28 Maret 2020

Generasi Muttaqin, Unggul,Trampil ,Mandiri dan Berprestasi

Tutorial PPDB Online MTs KH A Wahab Muhsin 2023

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU MADRASAH 2025

https://www.mtskhawahabmuhsin.sch.id/ppdb/

Follow Us :